Sabtu, 24 September 2011

AFILIASI REZEKI

Memang judul di atas agak kelihatan aneh. Namun, tulisan ini akan mencoba membahas sesuatu yang saling terhubung, membentuk jaringan, dan membentuk kekuatan. Menghubungkan afiliasi, networking, atau silaturahim dengan keutamaan-keutamaan. Gitu lah pokoknya.

Berdasarkan KBBI, afiliasi juga diartikan sebagai pertalian, perhubungan, dan semisalnya. Lalu apa hubungan pertalian dengan rezeki? Hemm… Jadi gini ceritanya, Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda ,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim (H.R. Bukhori-Muslim). Hadist-hadist yang semisal dengan hadist di atas juga cukup banyak.


Kata يُبْسَطَ kan maknanya diperbanyak, dilapangkan, bisa secara fisik maupun secara non fisik (keberkahan). Oke kita tidak akan membahas penambahan tersebut fisik atau non fisik. Pastinya, jika menukil dari pendapat-pendapat ‘ulama, bisa berarti semua. Dan pastinya lagi Alloh itu Maha Mengetahui.

Cuma itu sajakah? Ternyata tidak lho. Silaturahim itu juga tanda iman,
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi.” (Mutafaqun ‘alaihi). Silaturahmi adalah ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah Ta’ala, serta tanda takutnya seorang hamba kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Ar Ra’d:21).

Imam Dzahabi dalam Al Kabaair-nya mengklasifikasikan orang yang memutus silaturahim sebagai pelaku dosa besar. Rasululloh bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” (H.R. Bukhori, Muslim, Tirmidzi). Begitu dahsyatnya kekuatan dan keutamaan silaturahim sampai-sampai Alloh dan Rasul-Nya mengabarkan kepada kita dalil-dalil di atas.

Silaturahim akan melapangkan hati manusia (ya kita kan makhluk sosial), memberikan pencerahan dan ilmu, banyak hal-hal tak terduga yang muncul darinya. Perlu dipastikan pula silaturahim bukan ajang pamer harta, gengsi-gengsian, atau semisalnya. Segalanya akan indah ketika kita meniatkan silaturahim sebagai ibadah.

Sekedar sharing saja, saya dan sepupu saya sebenarnya sering banget ketemu, terutama di acara-acara keluarga. Namun, karena umur kami terpaut jauh, ketika bertemu ya biasa-biasa aja.

Tahun terakhir saya kuliah, sepupu saya ditugaskan di kota tetangga. Di situlah akhirnya kami menjalin komunikasi yang berbeda. Dan ternyata banyak hal tentang ilmu penilaian (ilmu yang saya geluti di bangku kuliah) yang saya dapat dari beliau.

Satu lagi deh. Waktu kelas XII SMA, saya ikut bimbel waralaba yang namanya sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia (yang ada Nikita Willy ama Rano Karno itu). Setelah lulus pun, saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk berkunjung ke kantor cabang, terutama saat libur semester. Dan hasilnya, alhamdulillah silaturahim membuka pintu kerjasama antara organisasi saya dengan bimbel tersebut dalam event-event tahunan. Tak tanggung-tanggung, kerjasamanya telah berjalan tiga tahun. Tak ada nego-nego alot, serba kekeluargaan, serba menguntungkan.

Well, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi seperti sekarang ini, masak iya masih mau beralasan untuk tidak bersilaturahim. Piknik keluar negeri aja bisa, masak ngunjungin kerabat sekota nggak bisa. Ngucapin salam aja udah termasuk silaturahim yang minimal kok. Cuma salam. Iya Cuma salam. 

Silaturahim adalah afiliasi rezeki. Memberikan inspirasi bagi pelakunya. Melapangkan hati dan pikiran. Menjalin kekuatan dangan koneksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar